TRAFFIC

Rabu, 23 Desember 2015

TEORI-TEORI IDEOLOGI



Nama: Amalia Hapsari Prannanda Putri
NIM: 151130120

Soal!
Terkait teori-teori ideologi, jelaskan perbedaan pokok antara Karl Marx dan Hegel dalam memandang hakikat tentang ide-ide!

1.      TEORI IDEALIS

Penganut teori ini mengakui bahwa kehidupan manusia tidak lepas dari kemampuan berpikirnya. Tingkah laku dalam berbagai institusi yang ada di sekitar manusia sebagian besar merupakan produk pikir manusia. Dengan demikian tingkat ekonomi, politik, dan berbagai pranata politik dibentuk dan diarahkan oleh apa dan bagaimana manusia menyikapi politik itu sendiri.
HEGEL: Menurut teori idealis, ideology politik tidak lagi merupakan mata rantai yang kausal antara penalaran dan tindakan politik. Hegel (Filosof Jerman) merupakan tokoh pendekatan idealis yang paling berpengaruh. Hegel menegaskan bahwa perjalanan sejarah akan sangat didorong oleh proses konflik ide-ide yang sangat tajam. Konflik (dialektika) dari ide-ide ini (antara thesa dan antithesa) pada akhirnya menghancurkan sumber-sumber konflik melalui pembentukan sinthesa atau ide baru yang kemudian akan menjadi thesis untuk kemudian ditentang lagi oleh suatu antithesis yang baru, yang akhirnya mengarah pada suatu synthesis final berupa ide pokok yang tidak dapat dipertentangkan lagi yang tidak lain adalah ide negara. Maksudnya, teori idealis melihat bahwa perubahan sosial dapat disebabkan oleh faktor non-material, seperti ide, nilai, dan ideologi. Secara umum, idealis dapat diartikan sebagai suatu hubungan sosial yang ada apabila para individu secara bersamaan mendasarkan perilakunya pada perilaku yang diharapkan oleh pihak-pihak lain. Misalnya saja perilaku kita sehari-hari. Orang tua kita tidak mengharapkan kita memiliki perilaku yang buruk sehingga menjadi anak yang nakal. Maka kita sebagai anak harus menunjukkan perilaku yang ingin orang tua kita lihat, yaitu perilaku-perilaku yang baik. Seperti rajin belajar, membantu orang tua, tidak membantah perkataan orang tua, dan lain sebagainya.
 Ada beberapa keberatan terhadap pandangan idealis:
1.      Penalaran semata-mata tidak akan mampu memberikan ideology yang diterima secara umum, dan karena itu memberikan pola tingkah laku dan pranata yang sama
2.      Adanya kritik sehingga ideology yang diterima dan dipraktekkan oleh manusia jarang yang konsisten dengan kepentingan mereka
3.      Ideology sering kabur dan terbuka terhadap serangkaian formulasi dan interpretasi, berperan sebagai pedoman kunci terhadap tindakan politik
4.      Situasi dan kondisi dimana ideology diperkenalkan adalaha sangat beragam. Keyakinan dan kepercayaan terhadap ideology seringkali mengalami pasang surut, sehingga menyulitkan ideology politik untuk diterima sebagai faktorn dasar tingkah laku politik yang konsisten
5.      Penalaran manusia tidak dikembangkan dalam situasi vakum.


2.      TEORI POSISIONAL

Teori ini sebagian diangkat dari pendekatan materialis atau realis, khususnya penyebutan “ideology” yang dipakai Marx terhadap upaya rasionalisasi dari para kapitalis untuk mempertahankan status-quo. Dalam pandangan Marx, kapitalisme secara sadar lebih memperjuangkan kepentingan-kepengtingan kelas borjuis daripada kelas bekerja. Teori ini kemudian mengajukan asumsi bahwa ideology adalah suatu sistem panutan politik dalam upaya menciptakan komitmen, baik untuk menopang, memodifikasi, atau bahkan mengubah tertib masyarakat. Teori posisional ini nampaknya dekat hubungannya dengan teori materialis, sehingga dalam proses pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi dalam teori materialis.

3.      TEORI MATERIALIS

Teori ini pada umunya berpendapat bahwa ide dan ideology lebih banyak ditentukan oleh kepentingan dan perilaku manusia. Apabila manusia sudah rasional, maka rasionalitas mereka umumnya dimanifestasikan dalam suatu kesadaran atau perhitungan yang cermat terhadap upaya-upaya pencapaian kepentingannya sendiri. Dengan demikian, ideology merupakan rasionalisasi dari materi dan kepentingan-kepentingan politik yang tidak realistis, yang diabdikan untuk mempertahankan statusquo ataupun untuk melakukan-melakukan perubahan-perubahan. Wawasan materialis ini dikembangkan sejak manusia mulai bisa berpikir tentang politik.


Ø  Hegel memandang bahwa sejarah dan eksistensi manusia ditentukan oleh serangkaian ide, dan perjuangan manusia termanifestasikan dalam dialektika ide-ide tersebut.
Ø  Marx melihat bahwa eksistensi material manusia adalah penentu ide-ide, sedang yang menjadi landasan konflik bukanlah ide tetapi materi. Dengan demikian, Marx mengakui bahwa dialektika materialisme sangat menentukan sejarah manusia

KARL MARX: Dalam analisis Marx, substruktur masyarakat terletak dalam sistem hubungan ekonomi, sementara pranata politik dan ideology akan menempati suprastuktur. Semua aspek tingkah laku manusia dikondisikan oleh landasan materil, dan perubahan-perubahan terhadap landasan tersebut akan merubah pula suprastrukturnya. Menurut Marx masing-masing model ekonomi mempunyai kelas-kelas istimewa yang akan mengendalikan dan menentukan cara-cara produksi dan sekaligus akan menguasai masyarakat. Bagi mereka yang menempati kelas istimewa, biasanya mempertahankan struktur kelas dengan menciptakan pranata politik dan mendayagunakan kekuatan-kekuatan pemaksa yang mereka miliki. Mereka menciptakan pula ideology politik untuk menopang dan member justifikasi terhadap kekuasaan dan kedudukan istimewa. Kelas yang menguasai kekuatan material dalam masyarakat, adalah kelas-kelas yang menguasai kekuatan intelektual. Dan dalam teori ini mengajarkan orang berpaham mementingkan uang, jabatan ataupun kedudukan. Sehingga teori materialis disini sudah sangat umum terjadi dalam fenomena-fenomena politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar